Rabu, 21 Maret 2012

"Tomcat" tidak berbahaya bagi manusia


Pakar entomologi (ilmu tentang serangga) dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Aunu Rauf, mengatakan serangga tomcat tidak berbahaya bagi manusia.

"Serangga tomcat ini lebih banyak manfaatnya dari pada mudarotnya. Karena dia merupakan sahabat manusia dalam mengendalikan hama wereng coklat," kata Rauf saat ditemui di kediamannya di Bogor Baru Kota Bogor, Selasa.

Dia mengatakan, serangga tersebut tidak akan menyerang manusia selama dirinya tidak diganggu. Karena serangga tersebut akan mengeluarkan racunnya bila ia merasa terancam.

Lebih lanjut Aunu menjelaskan, tomcat merupakan golongan kumbang dengan nama ilmiah Paederus riparius. Dia memiliki musuh sekaligus mangsa alami dari kalangan serangga juga, yaitu hama wereng, yang sering merusak pertumbuhan padi (Orizae sativa).

Jika tomcat merasa terganggu, dia "menyerang" organisme pengganggunya itu dengan cara menusukkan sejenis nozzle tajam ke kulit penyerang dan mengeluarkan eksudat, venerin, yang dapat melumpuhkan. Kehadiran eksudat itu di dalam tubuh manusialah yang kemudian menimbulkan efek "luka bakar" yang menyengat. 

Tomcat ini sangat tertarik pada cahaya di malam hari. Diperkirakan, cahaya lampu apartemen tersebutlah yang menarik kedatangan tomcat ke pemukiman warga.

Serangga yang berukuran sekitar satu centimeter ini, memiliki sayap dan warna tubuh oranye kecoklatan.
"Warna oranye kecoklatan ini adalah warna peringatan bahwa serangga ini memiliki alat beladiri yang efeknya serupa racun," katanya.

Menurut dia sudah menjadi hal rutin setiap setahun sekali tomcat ini mendatangi pemukiman karena pola hidupnya yang pada malam aktif bergerak mencari mangsa ataupun mencari pasangan.

"Karena saat ini berkaitan dengan berakhirnya musim hujan ditambah pula musim panen jadi populasinya menjadi meningkat," kata Rauf.

Untuk menghindari serangan Tomcat, lanjut Aunu, masyarakat harus menghindari kontak fisik dengan serangga tersebut.

"Kalau terkena racunnya segeralah mencucinya dengan sabun dan kalau perlu ke dokter untuk meminta resep obat yang pas untuk menangkal racunnya," katanya.

Dia menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan serangan tomcat tersebut. Karena selama ini hama asli Indonesia tersebut juga ada di sejumlah negara, seperti Malaysia. Tetapi tidak pernah menyerang manusia. 

Untuk menghindari tomcat masuk rumah dengan menutup jedela dan mengurangi pencahayaan di rumah agar tomcat tidak tertarik masuk rumah.



Sumber : antara

2 komentar:

  1. Jangan dianggap tidak membahyakan bang, tu hewan buman manusia yang ngotus, tapi Sang Abadilah yang punya kehendak. Baik dan buruknya yang bisa timbul dari hewan itu kita tidak tau, jadi tidak ada salahnya kita waspada dengan segala sesuatu yang paling buruk yang bakal terjadi karena hewan itu !!!
    Batik Madura

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang bro kita ga boleh menganggap remeh, walaupun tidak membahayakan tetap kita harus waspada dari segala sesuatu, mungkin dulu tidak membahayakan bahkan menjadi teman petani karena hewan ini memangsa hama wereng coklat. Tapi siapa yang bisa mengira kehendak Sang Abadi, dari sahabat manusia (petani khususnya) menjadi ancaman untuk manusia. Ini mungkin terjadi dari hukum sebab akibat atau merupakan teguran?? Inilah rahasia alam.... Piece :)

      Hapus